STIESIA Beri Pelatihan Batik Eco-print pada Warga Desa Yosowilangun Gresik

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya memberikan pelatihan batik eco-print kepada warga Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Selasa (22/8/2023).
Dr. Nur Laily, M.Si, ketua tim, mengatakan, pelatihan ini bekerjasama dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Pesertanya ibu ibu warga desa setempat. “Dengan pelatihan pembuatan ecoprint ini diharapkan bisa memberdayakan perempuan guna membantu pendapatan dan ekonomi keluarga,” kata perempuan yang juga mengepalai Lembaga Penelitian dan Pengadian Masyarakat (LP2M) STIESIA ini.

Ibu ibu serius memperhatikan salah satu tahapan teknik eco print.


Menghadirkan ahli ecoprint Cucuk Lailatus Sukria, pelatihan diikuti 20 ibu warga Desa Yosowilangun dan digelar di Balai Desa Yosowilangun.
Dalam pelatihan, ibu-ibu dibekali tidak hanya berbagai materi tapi juga praktik. Mulai proses scouring (pembersihan kain), mordant dan lanjut ke proses pengeringan dengan dijemur. Proses ecoprint dilakukan setelah kain dibilas dan dicelupkan ke larutan kapur dan diperas. Ecoprint dilakukan dengan menggelar kain dan menata daun. Dilanjutkan proses pengukusan kain selama dua jam.

Tim PKM STIESIA berfoto bersama dengan ibu ibu warga desa Yosowilangun .


Sebagai ketua, Nur Laily tak sendiri. Ada juga beberapa dosen dan mahasiswa. Mereka antara lain Dr. Kurnia SE, M.Si, Drs. Yahya, M.M, Nur Fatimatuz Zuhro, S.Kom., M. Kom., Ahmad Baihaqy, S.Kom., M.M, M.Kom, Vinza Hedi Satria, S.Kom, M.Kom dan dua mahasiswa Hana Evi Damayanti, dan Nariswari Putri Arif.
Di samping memberdayakan perempuan, pelatihan ini dimaksudkan agar nantinya bisa jadi salah satu produk unggulan Desa Yosowilangun.
Bukan hanya pelatihan ecoprint, pada tahap selanjutnya, secara berkelanjutan akan dilakukan pelatihan pelatihan lainnya. “Kedepannya secara berkelanjutan kami juga akan memberikan pelatihan pembukuan sederhana, pemasaran, packaging dan branding produk,” ujar Nur Laily.
Dengan pelatihan-pelatihan seperti branding, labeling, pemasaran, hingga pembukuan, diharapkan bisa memudahkan ibu-ibu di desa Yosowilangun untuk memasarkan produk batik ecoprint.
Menanggapi pelatihan H. Abdur Rosyid, Kepala Desa Yosowilangun, mengaku warganya sangat terbantu dalam berinovasi dalam ekonomi kreatif. “Melalui pengabdian kepada masyarakat yang digelar tim dosen dari STIESIA, kami sangat menyambut baik,” kata Rosyid.
Produk ecoprint tidak hanya berupa kain, Namun akan diolah dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, dan sepatu, dimana memiliki keunggulanya tersendiri.
Sekadar diketahui, ecoprint merupakan salah satu teknik mencetak pada kain dengan memanfaatkan pewarna alami dan membuat motif dari daun secara manual yaitu dengan cara ditempel sampai timbul motif pada kain.(*)

Penulis : Fathurrochman Al Aziz

Foto : Dokumentasi Tim PKM STIESIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *