Lip Balm Amara. Itulah nama produk body care buatan para mahasiswa STIESIA Surabaya. Lip balm atau pelembab bibir ini dibuat dari buah delima merah yang kaya manfaat. Berkat produk ini tim mahasiswa STIESIA sukses menerima pendanaan dari Kemendikbud ristekdikti melalui Program Pengembangan Mahasiswa Wirausaha atau P2MW Tahun 2023. Bagaimana kisah di balik pembuatannya?
Diberi nama Amara. Singkat namun terdengar keren. Merupakan singkatan Buah Delima Merah. Adalah Rusda Lussia Elvara Primadani, M. Rafli Azlam Azzuhri dan Diva Nata Robiyanti, tiga mahasiswa STIESIA berada di balik sukses pembuatan Lip Balm Amara. “Kami pilih buah delima merah karena khasiat buah delima merah,” ujar Rusda Lussia ditemui di sela kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), beberapa waktu lalu.
Rusda menceritakan sebelum memilih buah delima merah sebagai bahan baku utama produknya, ia bersama rekan rekan satu timnya membuat riset tentang produk serupa. “Ada di internet ada lip balm terbuat dari kulit buah delima, tapi belum ada yang terbuat dari buah delima,” cerita Rusda.
Bukan seperti membalik telapak tangan untuk membuat pelembab bibir dari buah delima merah. Rusda mengisahkan betapa sulitnya memroses ekstrak buah delima untuk diolah menjadi pelembab. “Pada awal-awal beberapa kali sering gagal,” cerita mahasiswi berjilbab ini.
Setelah beberapa kali mencoba, Rusda dan timnya akhirnya berhasil. “Dari ekstrak buah delima, kita ganti dengan serbuk buah delima,” kata Rusda.
Mencari buah delima merah sebagai bahan utama saja juga tidak gampang. Azlam, anggota tim, menceritakan, meski buah delima ini buah yang tumbuh di Indonesia tapi cukup sulit untuk mendapatkan buah tersebut di toko toko atau penjual buah lokal. Mereka pun membeli buah delima di penjual yang menyediakan buah impor dari luar negeri.
Sebagai ketua tim, Rusda mendapat tugas lebih banyak pada bagian produksi. “Kami punya tugas masing masing. Ada yang merancang desain packaging, lainnya bagian memasarkan,” ujar Rusda.
Sekilas produk buatan Rusda, Azlam dan Diva Nata ini seperti produk perawatan yang sudah dijual ke masyarakat umum. Dengan dominasi warna merah, kemasan lip balm ini terlihat cantik dan menarik.
Ide membuat lip balm ini karena salah satunya kita melihat teman teman mahasiswa ini kan sering di ruangan ber AC saat kuliah. Nah, karena itulah kondisi ini membuat beberapa bagian tubuh kering termasuk bibir
Rusda Lussia Elvara Primadani
Azlam sendiri sebagai anggota grup mendapat tugas sebagai pemasaran. “Pemasarannya sementara ini ditawarkan kepada teman teman mahasiswa,” kata Azlam.
Rusda mengakui pemasaran produk bisa jadi tantangan tersendiri selain proses produksi dan proses pengemasan. Ia saat ini masih memasarkan produknya kepada sesama rekannya para mahasiswa.
Sejak awal, ketiga mahasiswa ini memang membidik para mahasiswa sebagai pemasaran produknya. “Ide membuat lip balm ini karena salah satunya kita melihat teman teman mahasiswa ini kan sering di ruangan ber AC saat kuliah. Nah, karena itulah kondisi ini membuat beberapa bagian tubuh kering termasuk bibir,” kata Azlam.
Supaya pasar lebih luas, Rusda bersama timnya berencana mengurus perizinan terkait produk mereka. Termasuk juga BPOM dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Keseriusan ketiga aktivis mahasiswa ini bahkan tidak berhenti hanya sampai sekadar untuk ikut kompetisi. Mereka bahkan berencana tetap memroduksi dan memperdagangkan produk mereka sekalipun mereka telah lulus kuliah dari STIESIA Surabaya.
Perlu diketahui, produk perawatan ini juga salah satu andalan tim mahasiswa STIESIA yang mengikuti program Program Pengembangan Mahasiswa Wirausaha atau P2MW Tahun 2023. Termasuk sabun ampas wortel yang dinyatakan lolos ikut kompetisi Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) EXPO XIV 2023 di Bali pada 15-17 November 2023, pekan lalu.
Penulis : Fathurrochman Al Aziz
Foto. : Humas, Dok. Pribadi