LOKAKARYA PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF MERDEKA BELAJAR KAMPUS MARDEKA

Kampus Merdeka merupakan kebijakan yang diluncurkan pada tanggal 24 Januari 2020 dengan empat paket kebijakan sebagai pondasinya. Melalui kebijakan Kampus Merdeka, Mendikbud Nadiem Makarim ingin melakukan kerja sama antara universitas dengan berbagai pihak di luar universitas untuk menciptakan prodi-prodi baru. Kebijakan ini dilakukan agar dapat mengikuti arus perubahan dan kebutuhan akan link and match di dunia nyata. Kerja sama dengan organisasi bisa mencakup penyusunan kurikulum, praktik kerja, dan penyerapan lapangan kerja.

Senin, 26 Oktober 2020 , Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya mengadakan lokakarya pengembangan kurikulum dan strategi pembelajaran inovatif merdeka belajar kampus merdeka di ruang seminar STIESIA secara social distancing.

Sekitar 18 dosen Akuntansi dan manajemen mengikuti lokakarya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kurikulum dalam merdeka belajar. Dr. Nur Fadjrih Asyik, S.E., M.Si., Ak., C.A. membuka dan memberikan sambutan lokakarya tersebut, “Beberapa dosen menjadi perwakilan STIESIA untuk melakukan studi banding dengan beberapa universitas di Jogja, Solo, Semarang, dan universitas yang bekerjasama dengan STIESIA” ungkap Ketua STIESIA. Hal ini merupakan salah satu strategi dalam pengembangan inovatif merdeka belajar.

Dr. Zaenal Fanani SE., MSA. AK. (Dosen Universitas Airlangga) dan Ir. Endrotomo (tim pengembangan kurikulum DIKTI dan TLC Universitas Ciputra) memberikan beberapa cara / strategi yang efektif dan efisien dalam pengembangan pembelajaran merdeka belajar serta memberikan kesempatan para dosen STIESIA yang hadir untuk memaparkan ide-ide nya dan dikaji bersama-sama. Harapannya adalah STIESIA dapat menerapkan program merdeka belajar dengan menciptakan prodi-prodi baru agar dapat mengikuti arus perubahan dan kebutuhan akan link and match di dunia nyata.