Studi Kinerja Guru Ponpes Dalwah Bangil Antar Mardi Astutik Raih Gelar Doktor Ilmu Manajemen STIESIA

SURABAYA (stiesia.ac.id)-Mahasiswa Program S3 Ilmu Manajemen STIESIA Surabaya, Mardi Astutik, S.E., M.M., menambah panjang daftar lulusan doktor bidang ilmu manajemen dihasilkan perguruan tinggi yang telah berusia setengah abad lebih tersebut.

Di hadapan para pengujinya, Mardi Astutik, S.E., M.M., berhasil mempertahankan disertasinya berjudul ‘Pengaruh Personality Traits, Kompetensi dan Organizational Citizenship Behaviour terhadap Kinerja Guru yang Dimoderasi oleh Budaya Organisasi: Studi di Pondok Pesantren Darullghoh Wadda’wah’, Senin 23 September 2024.

Penelitian yang dilakukan staf pengajar pada STIE PGRI Dewantara Jombang ini membahas mengenai pengelolaan kinerja guru dan masalah yang dihadapi Pesantren Darullghoh Wadda’wah atau biasa lebih dikenal dengan sebutan Pesantren Dalwah Bangil, Pasuruan.

Berdasarkan data tahun 2023 (lihat tabel), kinerja guru pada Ponpes Pesantren Dalwah belum mencapai target maksimal. Dengan ukuran skor tertinggi 10, penilaian kinerja guru tidak mencapai 80 persen.

Kondisi ini diperkirakan akibat masih banyak guru yang menggunakan metode pengajaran tradisional. Para guru hanya menerangkan materi saja tanpa mengajak santri berdiskusi.
Dengan menggunakan Theory of Planned Behaviour (TPB) sebagai pisau analisis, Mardi Astutik berusaha membedah persoalan tersebut.

Menurutnya, menurunnya kinerja guru Ponpes Dalwah ini bisa dipahami melalui kacamata TPB. Teori ini menyatakan perilaku seseorang dipengaruhi sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku. “Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris yang mendukung kinerja dengan mengidentifikasi karakteristik nilai budaya organisasi dapat menjadi moderasi memperkuat pengaruh personality traits terhadap kinerja,” kata Mardi Astutik.

Penelitian tersebut dilakukan juga dengan pertimbangan adanya fenomena beserta hasil penelitian yang berbeda. Sehingga peneliti berusaha melakukan riset serta menguji konstruk pengaruh personality traits, kompetensi, Organizational Citizenship Behaviour (OCB) terhadap kinerja guru yang dimoderasi oleh budaya organisasi.

Dalam penelitian tersebut, ada 6 rumusan masalah. Tiga rumusan masalah melihat 3 variabel yakni personality traits, kompetensi dan organization citizenship behaviour berpengaruh terhadap kinerja para guru. Dan tiga rumusan masalah lainnya melihat pengaruh 3 variabel tersebut di atas terhadap kinerja guru yang dimoderasi oleh budaya organisasi dalam pondok pesantren yang jadi obyek penelitian.

Berdasarkan fenomena tersebut, Mardi Astutik ingin menguji dan membuktikan bahwa apakah benar budaya organisasi memberikan efek memperkuat atau memperlemah pengaruh antara variabel personality traits, kompetensi serta organizational citizenship behaviour terhadap kinerja guru di pondok pesantren tersebut.

Dalam penelitian ini, populasi guru aktif yang digunakan ada sebanyak 551 orang sesuai dengan data Yayasan Pondok Pesantren Dalwah. Adapun sampel jumlah guru adalah 232 orang. Penentuan sampel ini setelah dihitung dengan Rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5 %.

Adapun pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian verifikatif dan metode explanatory research. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan cara Probability Sampling dan teknik analisis data memakai Structural Equation Modelling.

Setelah melalui tahap pengumpulan data dan pengujian terhadap permasalahan dengan menggunakan analisis model moderasi, peneliti mengambil beberapa kesimpulan bahwa
Guru ponpes Dalwah memiliki personal traits, kompetensi, serta organizational citizenship behaviour yang mampu mendorong peningkatan kinerja para guru.

Namun tiga hal tersebut menjadi berbeda ketika dimoderasi budaya organisasi pondok yang berada di Bangil Pasuruan tersebut. Budaya organisasi pondok ternyata tidak mampu memoderasi personal traits yang dimiliki para guru dalam menciptakan kinerja guru yang optimal.

Namun, budaya organisasi pondok dapat mendorong kompetensi para guru dalam menghasilkan kinerja, seperti dalam memberikan layanan belajar mengajar para santri yang kelak nantinya dipergunakan untuk berdakwah.

Penerapan budaya organisasi pondok ternyata justru dapat memperlemah terciptanya perilaku organizational citizenship behaviour sehingga kurang mampu meningkatkan kinerja guru dalam mendidik santri.

Dalam penelitian tersebut, staf pengajar perguruan tinggi di Jombang yang melakukan banyak penelitian terkait pengembangan sumber daya manusia ini juga memberikan saran bagi penelitian selanjutnya agar menambahkan jumlah pondok pesantren yang diteliti. “Pengembangan variabel penelitian dapat dilakukan dengan menambahkan variabel lain yang tidak terdapat di dalam penelitian ini seperti kepuasan gaji, komitmen, motivasi dan kepemimpinan,” jelasnya.

 

Penulis      : Fathurrochman Al Aziz
Foto           : Humas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *