Lolos KMI Expo XV 2024, Milontic Karya Tim Mahasiswa P2MW STIESIA Tercipta Berawal dari Alergi Bau Minyak Telon

Karya mahasiswa STIESIA minyak telon aromatik“Milontic” bakal bersaing dengan ratusan karya lainnya dalam ajang bergengsi nasional Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XV 2024, pada 23-25 Oktober 2024 di Universitas Halu Oleo (UHO), Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Yang menarik, ide pembuatan “Milontic” berawal dari alergi alias ketidaksukaan terhadap bau minyak telon.

Diawali dari hal yang paling sederhana, mungkin bisa dibilang remeh temeh. Begitulah awal ide pembuatan Milontic. Milontic merupakan singkatan dari minyak telon aromatik kreasi tim mahasiswa STIESIA. Kreasi mahasiswa penerima dana P2WM ini go nasional karena bakal mengikuti ajang kompetisi nasional yang diselenggarakan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Ditjen Diktiristek Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dikti Ristek Republik Indonesia.

“Awalnya karena tidak suka bau minyak telon yang biasanya itu,” kata Enjelia Agustin, salah satu anggota tim. Enjelia mengaku tidak begitu suka dengan bau minyak telon sebagaimana umumnya.

Bagi yang suka bau minyak telon mungkin tidak begitu masalah. Tapi bagi sebagian anak muda seperti Enjelia dan mereka yang sering dikonsepsikan sebagai Generasi Z (Gen Z), bau minyak telon identik dengan bayi atau biasa tercium baunya manakala di perjalanan naik bus.

Berangkat dari hal ini, tim mahasiswa STIESIA yang diketuai Arya Giri Ramadhan, Enjelia Agustin dan Warisa El Jannah berkreasi membuat minyak telon dengan berbagai macam aroma. Meski terlihat sederhana, namun butuh usaha keras bagi Arya Giri Ramadhan dan timnya untuk membuat Milontic.

Setelah melalui proses  diskusi dan ujicoba, akhirnya ketiganya memutuskan pembuatan minyak telon ‘yang tidak biasa” itu. “Minyak telon yang kami buat diracik dengan berbagai bahan aromatik. Sehingga baunya yang keluar bukan aroma minyak telon tapi justru berbagai macam aroma,” papar Arya, Enjelia dan Warisa saat ditemui di taman gazebo kampus STIESIA, beberapa waktu lalu.

Arya menceritakan produk kreasi mereka ini sebenarnya memiliki bahan dasar yang sama dengan minyak telon yang juga campuran bahan minyak adas (Oleum Foeniculi), minyak kayu putih (Oleum Cajuputi), dan minyak kelapa (Oleum Cocos).

Inovasi produk terletak pada komposisi aroma. “Komposisi pembuatan antara bahan minyak telon dan bahan aromatiknya,” ungkap Arya.

Dalam proses pembuatannya pun ternyata juga tidak mudah. Sebelum menemukan komposisi yang pas dan sesuai yang diinginkan, Arya dan timnya harus berkali kali mencoba untuk mencari formula yang pas. Terutama tahan lama tidaknya aroma  minyak telon setelah diusapkan ke kulit. Tidak berlebihan kiranya kalau Arya pun menciptakan slogan produknya sebagai “Minyak Telonnya Gen Z, Wangi Dan Tahan Lama”.

Baca Juga : Tim Mahasiswa P2MW STIESIA Lolos ke Ajang Nasional KMI Expo XV 2024 di Kendari

Pekerjaan untuk membuat minyak telon aromatik yang tahan lama baunya menjadi salah satu tantangan tersendiri.

Selanjutnya memberikan nama pada produk buatan mereka juga menjadi salah satu tantangan lainnya yang juga tak mudah dilalui.

Nama produk minyak telon aromatik buatan mereka pun terdengar keren di telinga. Sebut saja ada yang diberi nama Gum Fusion, Cherry Blossom Bliss, Ocean Wisper, Spring Bloom, Phoenix Soar, D-Blue dan Shadow Opium.

Arya mengatakan penamaan produk buatan mereka ini merupakan buah kontemplasi mereka. Tentunya setiap nama mencirikan masing masing minyak telon aromatik.

Pengemasan Milontic ini juga sudah hampir mirip yang dihasilkan pabrikan. Produk minyak telon dikemas dalam botol yang bisa disemprotkan setiap kali dipakai. Karton kotaknya pun juga sudah seperti yang dijual di toko obat atau apotik.

Arya mengatakan produk Milontic ini juga sudah melalui uji lab sehingga ada jaminan keamanan produk. Tak tanggung tanggung, Arya dan tim juga mengurus ke BPOM dan hak paten untuk produknya

Setelah melalui tahap produksi dan pengemasan, giliran tahap promosi dan penjualan.

Warisa El Jannah, anggota tim yang lain, mengatakan untuk penjualan saat ini memang masih mengandalkan penjualan langsung. “Jualnya kepada teman teman satu kelas, satu angkatan,” cerita mahasiswi akrab disapa Wawa ini.

Disadari Wawa, tahap promosi dan penjualan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Kami berusaha mengenalkan produk kami melalui acara acara yang diselenggarakan kampus. Seperti wisuda,” ujar Wawa.

Arya mengakui untuk kegiatan promosi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ia bersama tim saat ini tengah mendesain brosur untuk dicetak. Selain itu, ia juga masih mengandalkan pada promosi lewat media sosial seperti salah satunya Instagram melalui akunnya @milon.tic.

Baik Arya, Enjelia dan Wawa merupakan mahasiswa aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kewirausahaan STIESIA. Rata rata mereka sudah aktif sejak di awal semester. Namun, mahasiswa STIESIA  yang lolos pendanaan P2MW juga tidak semuanya berangkat dari aktivis UKM Kewirausahaan. “Ada juga yang bukan aktivis tapi bisa dapat,” ujar Arya.

Duduk sebagai mahasiswa semester 6 ke atas, baik Arya, Enjelia dan Wawa menyadari mereka akan segera lulus dari kampus. Namun, bukan berarti setelah lulus, usaha mereka akan berhenti. “Insha allah kita akan tetap terus untuk memasarkan produk Milontic walau sudah lulus,” ungkap Arya.

 

Penulis : Fathurrochman Al Aziz

Foto      : Dokumen CCETS