Sekda Kota Surabaya Berbicara Penguatan Pemuda-Pemudi Suroboyo Menuju Indonesia Emas 2045 pada Mahasiswa S2 Akuntansi STIESIA

SURABAYA (stiesia.ac.id)-Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Surabaya Dr. Ikhsan S.Psi, M.M. menjadi narasumber utama dalam Talkshow Eksekutif Series bertema ‘Penguatan Pemuda-Pemudi Suroboyo Menuju Indonesia Emas 2045′ yang dihelat Himpunan Mahasiswa S2 Akuntansi STIESIA, pada Sabtu 19 Oktober 2024 di Ruang Java, Graha Widya Bhakti STIESIA Surabaya.

Diskusi yang pesertanya seluruh mahasiswa Magister Akuntansi STIESIA dan diikuti secara hybrid (online dan offline) ini berlangsung sangat komunikatif.
Baik peserta yang hadir di ruangan maupun mereka yang mengikuti secara daring, melontarkan beragam pertanyaan seputar yang disampaikan Bapak Dr. Ikhsan.
Begitu pula sebaliknya, Bapak Ikhsan yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya ini terlihat begitu tangkas dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan yang dilontarkan peserta.

Dalam pemaparannya, Bapak Ikhsan memaparkan beberapa kebijakan Pemkot Surabaya terhadap para generasi muda dalam menyambut Indonesia Emas 2045.
Kebijakan Pemkot Surabaya terkait pemuda ini tentu saja diletakkan dalam kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Sesuai dengan prinsip inklusivitas SDGs, pemuda menjadi bagian dalam target pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. “Posisi pemuda diharapkan tidak hanya sebagai target/penerima manfaat, tetapi dapat dioptimalkan sebagai subjek/pelaku pembangunan,” papar alumni Fakultas Psikologi Unair ini.

Mengutip data Pemkot Surabaya, jumlah warga yang dikategorikan sebagai pemuda berusia 16 sampai dengan 30 tahun, saat ini berjumlah 702.042 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk di Surabaya hingga 2024, mencapai 3.017.382 jiwa.

Dengan jumlah tersebut, Pemkot Surabaya melihat para pemuda ini sebagai tulang punggung pembangunan bangsa sekaligus agen perubahan yang perlu dibekali pendidikan, keterampilan, dan dukungan agar dapat berkontribusi lebih besar pada pembangunan.

“Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan program program yang mendukung pemberdayaan pemuda agar mereka siap menghadapi tantangan masa depan baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun lingkungan,” papar mantan Kepala Inspektorat Kota Surabaya ini.

Para pemuda saat ini yang sering dikonsepsikan sebagai Gen-Z dan Gen-Alfa perlu dibekali dengan kombinasi antara kecerdasan emosional, kemampuan menghadapi kegagalan, serta tekad untuk terus belajar dan berkembang.

Strategi yang dilakukan Pemkot yakni dengan mengembangkan keahlian soft skill (keterampilan sosial dan emosional) dan hard skill (kemampuan teknis).
Dukungan pemerintah terhadap pemuda khususnya di Surabaya ini bisa juga dilihat dari anggaran pengembangan potensi pemuda yang setiap tahun terus meningkat.

Di sektor pendidikan Pemkot menyediakan beasiswa biaya perkuliahan dan uang saku mencapai Rp 46 miliar lebih pada tahun 2024. Jumlah ini diproyeksikan naik jadi Rp 48 miliar pada tahun 2025.

Di sektor kepemudaan (biaya pembinaan dan pelatihan), anggaran yang disediakan mencapai Rp 5,7 miliar tahun 2024 dan naik jadi Rp 5,9 miliar tahun 2025.
Hal yang sama juga berlaku di bidang olahraga. Anggaran untuk reward atlet, event olahraga, dan sarpras olahraga nilainya mencapai Rp 96,6 miliar pada tahun ini dan meningkat jadi Rp 99,9 miliar tahun 2025.

Tak hanya itu, dalam perencanaan pembangunan kota, pemkot juga melibatkan partisipasi para pemuda melakui beragam kegiatan seperti Surabaya Next Leader, Cangkrukan Arek Suroboyo.

Ada pula beragam kegiatan yang melibatkan aktif pemuda seperti Podcast Si Arek FAS, Sosialisasi Dinamika Remaja, Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), Kelas Calon Pengantin, pelibatan mahasiswa magang studi independen bersertifikat ( MSIB) dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Puspaga Balai RW. Ada pula Kelas Inspirasi bersama Walikota Gen Z Suroboyo Beraksi & Menginspirasi.

Pada bidang ketenagakerjaan, pemkot memperkenalkan inisiatif Arek Suroboyo Siap Kerjo (ASSIK) yang merupakan program yang dirancang para pemuda untuk mencari pekerjaan dengan cara yang mudah.

Pemkot juga membuat program Padat Karya yang bertujuan mengurangi pengangguran dan pengentasan kemiskinan. Pada tahun 2024, dana sebanyak Rp 6,7 miliar digelontorkan guna membuat pelatihan bidang keterampilan seperti jahit seragam, tas sekolah, produksi paving, peningkatan cita rasa makanan dan pelatihan make up.

Pelaksanaan takshow series ini merupakan pelaksanaan Program Kerja HIMA S2 Akuntansi
Dalam diskusi tersebut, Pandji Harsanto, SE.,CFP, CHt (Mahasiswa S2 Akuntansi) bertindak sebagai moderator dan Aida Yustin Pristy, S.Ak sebagai master of ceremony.

Penulis : Fathurrochman Al Aziz
Foto. : Humas