PKKMB STIESIA Tekankan Pentingnya ‘5 Anti’ bagi Para Mahasiswa

SURABAYA (stiesia.ac.id)-Menandai dimulainya perkuliahan tahun akademik 2024-2025, para mahasiswa baru (maba) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya diwajibkan mengikuti Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) pada 25-26 September 2024. Para maba ini memulai perkuliahan pada hari Senin 30 September 2024.

Dalam PKKMB tersebut, sebanyak 465 maba dilantik dan resmi menjadi bagian dari sivitas akademika STIESIA.
Sebagai penanda resmi dimulainya PKKMB, empat perwakilan maba tampil di depan rekan rekan mereka untuk secara simbolis menerima jas almamater yang dipakaikan oleh Wakil Ketua I Bidang Akademik, Bapak Dr. Ikhsan Budi Rihardjo S.E., M.Si, Ak., CA., dan Ibu Wakil Ketua III Prof. Dr. Triyonowati, M.Si. Simbolis pemakaian jas almamater keempat perwakilan maba tersebut diikuti secara serentak oleh seluruh maba di hall 1 dan 2 Graha Widya Bakti STIESIA.

Prof Dr. Triyonowati M.Si. yang juga Ketua Panitia PPKMB STIESIA mengatakan, program pengenalan kampus ini momentum pengenalan kehidupan kampus bagi para maba sehingga kegiatan tersebut diisi dengan berbagai materi dasar. “Kalau dulu (statusnya) siswa, sekarang jadi mahasiswa. Ada perubahan atmosfer akademik. Kita buat materi untuk mempersiapkan mahasiswa dalam proses transisi,” terang Prof. Triyonowati.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Triyonowati menekankan pentingnya lima anti bagi mahasiswa baru. Kelimanya yaitu intoleransi, kekerasan seksual, perundungan, narkoba dan korupsi.

Prof. Triyono mengatakan, untuk hal ini semua STIESIA sudah dilengkapi dengan keberadaan satgas dan hotline pengaduan. Sehingga dalam proses pendidikan, mahasiswa STIESIA bisa terjamin rasa aman dan kenyamananya.

Selama pelaksanaan PKKMB, para maba ini juga mendapatkan materi tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual dan Bullying” yang disampaikan Bapak Wimba Respatia, S.E., M.Ak., Ak., CA.

Berkait dengan penanggulangan penyalahgunaan narkoba, STIESIA sangat ketat dalam melakukan pengawasan. Sekadar diketahui, setiap calon maba STIESIA diharuskan mengikuti tes napza. Hal tersebut untuk memastikan tidak ada mahasiswa yang berada di bawah pengaruh narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.

Diharapkan ke depan, mahasiswa STIESIA memiliki kedalamanan ilmu, berakhlak mulia, dan berdaya saing. ‘’Itulah target output mahasiswa STIESIA,’’ lanjut Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STIESIA itu.

STIESIA juga mendapat kuota untuk mahasiswa program KIP-K (Kartu Indonesia Pintar Kuliah). Setiap semester, mahasiswa dengan IPK tertinggi dalam satu kelas juga mendapat beasiswa SPP selama satu semester. ‘’Jadi sangat menguntungkan menjadi mahasiswa STIESIA yang serius belajar,” tutur Prof Tri.

Ikut hadir juga menjadi salah satu narasumber dalam PKKMB tersebut, Letkol. Inf. Dedyk Wahyu Widodo , S.Sos. Pria yang menjabat Komandan Kodim (Dandim) 0816/Sidoarjo ini menyampaikan materi bertema “Kehidupan Berbangsa, Bernegara dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara; Pencegahan dan Penanggulangan Anti Intoleransi.”

PKKMB digelar selama 2 hari berturut-turut. Sesi pagi hingga sore diikuti oleh mahasiswa reguler pagi. Sedangkan sesi sore hingga malam dipergunakan bagi mahasiswa kelas malam yang rata rata adalah staf karyawan perusahaan atau mereka yang paginya bekerja dan malam dipergunakan untuk kuliah.

Selama dua hari pelaksanaan PKKMB, para aktivis yang tergabung dalam himpunan mahasiswa (Hima) dan unit kegiatan mahasiswa UKM mempersembahkan kegiatan menarik yang mencirikan masing masing organisasinya.

Penulis         : Atika Fitri Mumpuni
Penyunting  : Fathurrochman Al Aziz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *