Kegiatan Hibah Tim Pengabdian STIESIA Surabaya Laksanakan Transformasi Digital UMKM Batik Zulpah Tanjung Bumi

BANGKALAN (stiesia.ac.id)-UMKM Batik Zulpah, yang terletak di Tanjungbumi, Bangkalan, Madura, tengah menjalani transformasi signifikan berkat program pengabdian masyarakat yang didanai oleh hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek melalui Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya (STIESIA) berkolaborasi dengan salah satu dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Program ini dirancang untuk membantu UMKM Batik Zulpah beradaptasi dengan era digital, sekaligus memperkuat daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

Program pengabdian yang dilaksanakan selama tiga kali, pada tanggal 4, 11 dan 18 September 2024 ini melibatkan 20 karyawan Batik Zulpah.  Program ini melibatkan tim pengabdian yang terdiri dari dua dosen STIESIA yaitu Ibu Dr. Nur Laily, M.Si.,  dan Bapak Ahmad Baihaqy, S.Kom., M.M., M.Kom. Serta satu dosen ITS, Bapak Dr. Ir. Eko Nurmianto, M.EngSc. dan didampingi oleh empat mahasiswa STIESIA: Derra Ananda Waluyo, Ayunda Eka Safitri, Rio Robbi Yuliantoro dan Maulana Arsya R.

Selain tim dosen utama, program pelatihan pengabdian ini juga dibantu oleh dosen STIESIA lainnya, yaitu Bapak Wimba Respatia, S.E., M.Ak., Ak., CA., Bapak Reno Bahelwan Miazaki, S.Ds., M.M.T., Bapak Vinza Hedi Satria, S.Kom., M.Kom., dan Ibu Juwita Sari, S.M., M.SM. sebagai pakar dalam bidangnya masing-masing.

Batik Zulpah sendiri memiliki keunggulan yang unik, yaitu batik tulis gentongan Madura, salah satu jenis batik yang paling rumit dan memakan waktu lama untuk diproduksi. Batik gentongan khas Madura dikenal dengan proses pembuatan yang manual dan tradisional, di mana setiap motif digambar dengan tangan, kemudian diwarnai secara alami melalui proses perendaman berulang dalam gentong. Proses ini bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan, bahkan setahun, untuk satu potong kain. Keindahan batik gentongan yang kaya akan detail dan warna alami telah menjadikannya sebagai karya seni yang sangat dihargai, baik oleh penggemar batik di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun, kompleksitas dan lamanya waktu produksi membuat Batik Zulpah menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kapasitas produksinya.

Urgensi transformasi digital di Batik Zulpah menjadi sangat jelas ketika mempertimbangkan kebutuhan untuk mempercepat proses produksi tanpa mengurangi kualitas dan karakteristik unik batik gentongan. Selain itu, di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, khususnya di era industri 4.0, Batik Zulpah membutuhkan strategi baru untuk memperluas jangkauan pasarnya dan bertahan di tengah maraknya produk batik yang lebih murah dan diproduksi secara massal. Tanpa adaptasi teknologi dan pemasaran digital, Batik Zulpah berisiko tertinggal dari pesaingnya, terutama dalam hal eksposur dan daya saing di pasar global.

Melalui program hibah pengabdian ini, STIESIA bekerja sama dengan berbagai pakar untuk memperkenalkan teknologi terkini yang dapat membantu UMKM Batik Zulpah meningkatkan efisiensi produksi, mengembangkan pemasaran digital, serta memperkuat manajemen keuangan mereka. Salah satu manfaat utama dari program ini adalah peningkatan efisiensi produksi melalui penggunaan mesin pengering batik modern, yang diperkenalkan oleh Dr. Ir. Eko Nurmianto, M.EngSc., dan mempercepat proses pengeringan kain batik, terutama di musim hujan. Hal ini memungkinkan Batik Zulpah untuk meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan kualitas batik tulis gentongan yang merupakan kebanggaan Tanjungbumi.

Program transformasi digital ini memiliki empat fokus utama yang dirancang untuk menjawab tantangan UMKM Batik Zulpah di era digital. Pertama,pada tanggal 4 September, dilaksanakan pelatihan transformasi digital melalui pemasaran online yang dipandu oleh Reno Bahelwan Miazaki, S.Ds., M.M.T. Tidak hanya berhenti sampai proses transfer ilmu pengetahuan, pengabdian juga menyiapkan sistem informasi berupa website company profile https://batikzulpah.com/ dan cloud system independen yang dibawakan oleh Ahmad Baihaqy, S.Kom., M.M., M.Kom dan Vinza Hedi Satria, S.Kom., M.Kom.

Kedua, pada tanggal 11 September, dilaksanakan pelatihan manajemen keuangan digital yang terintegrasi, dipimpin oleh Bapak Wimba Respatia, S.E., M.Ak., Ak., CA. Selaku pakar perpajakan dan Ibu Dr. Nur Laily, M.Si., memberikan pelatihan intensif kepada UMKM agar mampu mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif melalui aplikasi manajemen keuangan berbasis digital.

Fokus ketiga adalah pengenalan teknologi produksi melalui mesin pengering batik yang ramah lingkungan dan efisien, yang diperkenalkan oleh Bapak Dr. Ir. Eko Nurmianto, M.EngSc.  Teknologi ini membantu mempercepat proses produksi, sehingga Batik Zulpah dapat memenuhi permintaan pasar dengan lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas.

Keempat, pelatihan desain pola batik menggunakan meja desain ergonomis, yang dipandu oleh Ibu Dr. Nur Laily, M.Si., Bapak Ahmad Baihaqy, S.Kom., M.M., M.Kom., dan Bapak Vinza Hedi Satria, S.Kom., M.Kom. Teknologi ini tidak hanya membantu meningkatkan kenyamanan para pengrajin selama bekerja, tetapi juga memungkinkan mereka menghasilkan desain yang lebih presisi dan konsisten, sehingga produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan diminati oleh pasar. Kedua target fokus ini dilaksanakan pada hari yang sama, yaitu pada tanggal 18 September 2024.

Kegiatan kemudian ditutup dengan kegiatan seremonial berupa serah terima teknologi dan peralatan hasil pengabdian masyarakat dari tim pengabdian masyarakat yang diwakili oleh Bapak Dr. Nur Laily, M.Si kepada pemilik UMKM Zulpah Batik.

Keberhasilan program pengabdian masyarakat ini menunjukkan komitmen STIESIA dalam mendukung UMKM lokal untuk beradaptasi dengan era digital, sekaligus memperkuat daya saing mereka di pasar internasional. Dengan memanfaatkan hibah dari DRTPM Kemendikbudristek, STIESIA terus berinovasi untuk menciptakan program-program yang relevan dan berdampak nyata bagi masyarakat. Transformasi digital yang dilakukan tidak hanya meningkatkan produktivitas dan efisiensi Batik Zulpah, tetapi juga memberikan kontribusi penting dalam melestarikan budaya batik gentongan Madura melalui inovasi teknologi. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara perguruan tinggi dan pelaku UMKM dapat membawa perubahan signifikan, menciptakan peluang baru, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

Dengan adanya dukungan dari STIESIA dan para ahli, UMKM Batik Zulpah kini memiliki pijakan yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan masa depan, sekaligus membuka jalan bagi pertumbuhan yang lebih besar di era digital. Pelatihan, teknologi modern, dan strategi pemasaran yang diterapkan dalam program ini diharapkan dapat terus mendorong Batik Zulpah menjadi salah satu pelaku usaha kreatif yang berhasil, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di pasar global.

 

Penulis           : Ahmad Baihaqy, S.Kom., M.M., M.Kom.,

Foto                : Vinza Hedi Satria, S.Kom., M.Kom.

Penyunting   : Fathurrochman Al Aziz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *