SURABAYA (stiesia.ac.id)-Promovendus Sukirman menjadi doktor ilmu manajemen ke-160 yang dipersembahkan Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM) STIESIA Surabaya.
Gelar ini diraih Sukirman setelah menjalani ujian disertasi terbuka di Ruang Borneo Graha Widya Bhakti STIESIA Surabaya, 26 November 2024.
Sukirman berhasil mempertahankan disertasi di hadapan para penguji. Tim penguji terdiri Dr. Agusteddi, MS, Prof. Dr. Nur Fadjrih Asyik, S.E., M.Si., Ak., CA., Prof. Dr. Budiyanto, M.S., Dr. Suwitho, M.Si., Dr. Suhermin, S.E., M.M., dan Prof. Dr. Mts. Arief, M.M., MBA., CPM. (Penguji Eksternal dari Universitas Binus Jakarta).
“Kinerja pengawas belum optimal (masih rendah),” kata Sukirman. “Variabel berpengaruh terhadap kinerja, kompetensi, pengalaman kerja dan motivasi sebagai moderasi,” papar Sukirman.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Provinsi Riau tahun 2022, laporan hasil pengawasan menyebutkan sebanyak 41,47 persen pengawas tidak memberikan laporan tepat waktu. “Sebesar 58,53 % yang memiliki laporan hasil pengawasan lengkap,” papar Sukirman.
Mengambil judul “Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Pengawas Sekolah dengan Motivasi Berprestasi sebagai Pemoderasi”, Sukirman mengatakan disertasinya memiliki 3 tujuan. Pertama, menguji dan menganalisis pengaruh kompetensi, dan pengalaman kerja terhadap kinerja pengawas SMA/SMK di Provinsi Riau.
Kedua, menguji dan menganalisis peran motivasi berprestasi sebagai pemoderasi pengaruh kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kinerja pengawas SMA/SMK di Provinsi Riau.
Dan ketiga, menguji dan menganalisis pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja pengawas SMA/SMK di Provinsi Riau.
Sukirman mengatakan penelitian itu disebutnya juga memberikan beberapa manfaat. Pertama, secara teoritis, berkontribusi pada Human Capital Theory, khususnya pengembangan model hubungan kompetensi, pengalaman kerja, motivasi berprestasi dan kinerja pengawas sekolah.
Kedua, secara praktis menjadi pertimbangan alternatif masalah peningkatan kinerja PNS khususnya pengawas di Provinsi Riau.
Manfaat ketiga sebagaimana disebut promovendus Sukirman, hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam perumusan kebijakan terkait peningkatan kinerja PNS.
Penelitian terkait hal ini, kata Sukirman, memiliki kebaruan. Kebaruan penelitian yang dilakukan antara lain, pertama, model penelitian yang menempatkan motivasi berprestasi sebagai variabel moderasi dalam hubungan antara kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kinerja.
Kebaruan yang kedua, Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan konsep motivasi berprestasi dalam meningkatkan kinerja pegawai.
Dalam penelitiannya tersebut, Sukirman menyimpulkan bahwa kompetensi dan pengalaman kerja berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja pengawas SMA/SMK di Provinsi Riau.
Motivasi berprestasi, menurutnya tidak memoderasi pengaruh kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kinerja pengawas SMA/SMK di provinsi yang dijuluki Bumi Lancang Kuning ini.
Sedangkan motivasi berprestasi termasuk jenis pemoderasi homologiser/potensi moderator yaitu tidak berinteraksi dengan variabel prediktor (eksogen) dan tidak mempunya hubungan yang signifikan dengan variabel tergantung (endogen).
Berdasarkan penelitiannya tersebut, Sukirman menyarankan kepada para PNS pengawas sekolah agar meningkatkan kompetensi terutama penelitian pengembangan motivasi dalam memengaruhi orang lain. Kinerja pengawas sekolah dalam pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah yang dapat dilakukan melalui pelatihan, pembiasaan, dan praktik baik pengawas sekolah.
Sedangkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi setempat, Sukirman menyarankan perlunya instansi terkait memfasilitasi peningkatan kompetensi bagi PNS khususnya pengawas sekolah melalui berbagai bentuk pelatihan. Juga peningkatan kualifikasi minimum S-2.
Sukirman juga menyarankan kepada kementrian atau lembaga perumus kebijakan perlunya dirumuskan kebijakan yang mampu mendorong peningkatan kompetensi dan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan, serta menumbuhkan motivasi untuk berprestasi sehingga pengawas sekolah memiliki kinerja yang lebih baik.
Penulis : Fathurrochman Al Aziz
Foto : Humas