Teliti Viral-Gimmick-Influencer Marketing, Peneliti UN ECOSOC Raih Gelar Doktor Ilmu Manajemen STIESIA Surabaya

SURABAYA (stiesia.ac.id)-Yoesoep Edhie Rachmad, peneliti pada United Nations Economic and Social Council (UN ECOSOC), menutup studinya sebagai mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM) STIESIA Surabaya melalui ujian disertasi terbuka, Selasa, 31 Desember 2024.

Yoesoep Edhie yang sebelumnya telah meraih gelar doktor ilmu humaniora bidang teknologi informasi ini, dinyatakan berhak menyandang gelar doktor ilmu manajemen lulusan PDIM STIESIA Surabaya.

Hal tersebut setelah peneliti di Universitas Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations University) ini berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan tim penguji terdiri Prof. Ananda Sabil Hussein, SE., M.Com., Ph.D. (penguji eksternal guru besar bidang ilmu manajemen pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang), Prof. Dr. Budiyanto, M.S., Prof. Dr. Triyonowati, M.Si., Dr. Khuzaini, M.M., Dr. Suwitho, M.Si., dan Dr. Suhermin, M.M.

Prof. Dr. Budiyanto, M.S. yang membacakan Surat Keputusan (SK) Ketua STIESIA Surabaya seusai ujian, menyatakan, disertasi Prof. Yoesoef meraih nilai A dengan predikat Dengan Pujian. “Saudara promovendus menyelesaikan studinya selama 3 tahun 10 bulan dan berhasil lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,97,” kata Prof. Budiyanto.

Selama ujian terbuka yang disaksikan pihak keluarga dan para kolega dan jajaran pengurus, Yoesoef terlihat dengan lancar memberikan jawaban pertanyaan yang diajukan 6 penguji yang sangat berkompeten di masing-masing bidangnya.

Pria yang juga jadi pengajar di berbagai universitas di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat ini mengambil disertasi dengan judul “Pengaruh Viral Marketing dan Gimmick Marketing Terhadap Transformation of Customer Behaviour melalui Influencer Marketing”

Melalui penelitiannya, Yoesoef mengungkap bagaimana pesatnya pertumbuhan ekonomi digital global pada 2024. Ekonomi digital semakin membubung dengan pesatnya kemajuan teknologi digital seperti artificial intelligence, blockchain, dan Internet of Things (IoT) Kepesatan ini membawa perubahan besar besaran dalam operasional dunia bisnis. Makin banyak bisnis meningkatkan efisiensi melalui investasi infrastruktur digital dan mendorong strategi digital.

Tak hanya itu, keberadaan teknologi digital ini perlahan namun pasti mendorong transformasi perilaku konsumen. Transformasi tersebut tampak terlihat pada perilaku konsumen yang berperan lebih aktif melalui media sosial dan e-commerce. Tidak hanya sebagai pembeli, konsumen juga bertindak sebagai co-creator, reseller, dan affiliate.

“Transformasi perilaku konsumen terlihat dari peran aktif mereka dalam pemasaran digital melalui kampanye media sosial baik menggunakan strategi viral, gimmick atau influencer marketing,” kata Yoesoef.

Sekadar diketahui, peneliti merujuk konsep viral marketing pada strategi pemasaran yang mendorong individu untuk menyebarkan pesan secara luas, menciptakan pertumbuhan eksponensial dalam eksposure dan pengaruh media sosial. Sedang gimmick marketing mengacu kepada pendekatan pemasaran yang menggunakan taktik kreatif dan tidak konvensional untuk menarik perhatian konsumen konsumen. Sementara influencer marketing merupakan strategi pemasaran yang memanfaatkan individu berpengaruh di media sosial untuk mempromosikan produk atau layanan.

Dalam penelitian tersebut, Yoesoef menggunakan metode penelitian kuantitatif berbasis sampel untuk menguji hipotesis dengan desain eksplanatori untuk menjelaskan hubungan variabel viral marketing, gimmick marketing, transformation of consumers behaviour dan influencer marketing.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelaku pemasaran digital di platform media sosial TikTok yang aktif dalam satu tahun terakhir seperti reseller, dropshipper, affiliator dan co-creator. Adapun sampel diambil berdasarkan metode purposive sample berjumlah 160 responden.

Mengapa dipilih TikTok? Menurut Yoesoef, per Januari 2024, platform media sosial yang diluncurkan ByteDance pada 2016 dan pada tahun 2018, diakuisi Musical.ly ini, telah memiliki 126,6 juta pengguna potensial di Indonesia. Bersama dengan beberapa platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Youtube,  TikTok telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan modern termasuk e-commerce dan kampanye politik.

Yoesoep mengatakan fenomena penggunaan strategi pemasaran ini tidak hanya relevan dalam dunia pemasaran, tetapi juga berlaku pada ranah lain, seperti politik ataupun hukum. Kehadiran influencer yang memediasi pesan atau informasi tertentu mampu menggeser cara pandang masyarakat terhadap berbagai isu. Ia melihat bahwa transformasi perilaku ini tidak hanya menciptakan peluang baru bagi dunia usaha, tetapi juga berpotensi mengubah banyak aspek kehidupan lainnya yang sebelumnya didominasi pendekatan konvensional.

Melalui penelitiannya ini, pendiri Education Training Centre (ETC), lembaga penyedia layanan pendidikan dan bantuan sosial bagi mereka yang kurang mampu ini, mengungkap beberapa simpulan.

Disebutkan, strategi viral marketing, gimmick marketing, dan influencer marketing terbukti memiliki pengaruh signifikan dalam mengubah perilaku konsumen di platform media sosial seperti TikTok.  “Viral marketing mendorong perubahan perilaku dengan membangkitkan emosi konsumen. Sementara gimmick marketing menarik perhatian dan memperkuat ingatan konsumen terhadap produk,” papar Yoesoef.

Influencer marketing berperan sebagai mediator yang memperkuat dampak kedua strategi. Sinergi antara viral dan gimmick marketing efektif dalam mengubah konsumen dari pasif menjadi aktif,” lanjut peneliti yang juga bergabung dengan program pengembangan sosial di United Nations Global Compact dan United Nations Global Market ini.

Yoesoef juga mengatakan penelitiannya bisa memberi manfaat besar bagi masyarakat. Penelitian ini menawarkan peluang untuk menjadi lebih aktif dalam ekosistem digital. Sementara bagi para pelaku bisnis digital, hasil penelitian ini dapat menjadi panduan strategis untuk menciptakan kampanye pemasaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen modern.

Tak hanya itu, pria kelahiran 1974 ini juga memberikan masukan bagi peneliti lain selanjutnya agar bisa lebih memperdalam penelitian tentang pengaruh emosional keputusan konsumen, kredibilitas influencer dan konten kreatif yang mempengaruhi keterlibatan audiens.

Sekadar diketahui, penelitian yang menjadi disertasi kali ini merupakan pengembangan beberapa penelitian yang telah dibukukan seperti “The Evolution of Consumer Behavior” , “Transforming Digital Consumers”, “The Future of Influencer Marketing”, dan “Digital Marketing Theory”. Ke depan, Yoesoep juga berencana menerbitkan buku baru yang mengupas lebih dalam topik ini, bertajuk Viral Marketing and Transformation of Consumer Behavior through Media.

 

Penulis : Fathurrochman Al Aziz

Foto     : Humas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *