Cerdas Kelola Keuangan di Tengah Kondisi Ekonomi yang Tidak Pasti

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia ( STIESIA )

Kondisi ekonomi yang tidak pasti merujuk pada peristiwa mendatang yang tidak terduga dalam perekonomian (Karim, et al. 2024). Indikator ketidakpastian ekonomi dilihat melalui tingkat Inflasi. Tren kenaikan inflasi dimulai sejak awal tahun dan pada Agustus 2025, tingkat inflasi sebesar 2,31%. Kondisi inflasi tinggi yang ditandai dengan kenaikan harga barang tentu akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat, distribusi pendapatan yang tidak merata, peningkatan suku bunga, perubahan pola konsumsi dan penurunan minat terhadap rekreasi. Penanda ketidakpastian ekonomi lainnya adalah tingkat pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang. Angka ini meningkat sekitar 83 ribu orang atau 1,11 persen dibanding tahun sebelumnya. Tingginya tingkat pengangguran ini tentu dapat menimbulkan bermacam-macam masalah lainnya, seperti kemiskinan, banyaknya kriminalitas dan masalah sosial lainnya.

Kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang menjadi tantangan tersendiri bagi individu dan bisnis. Untuk dapat bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi, individu dapat menerapkan strategi cerdas dalam mengelola keuangan. Langkah pertama yang menantang adalah melakukan pencatatan dan pengeluaran secara berkelanjutan baik secara manual atau memanfaatkan aplikasi pencatatan digital yang lebih efisien. Pilihlah metode yang paling nyaman dan konsisten untuk melacak pendapatan dan pengeluaran, serta melakukan evaluasi rutin untuk melihat kondisi keuangan secara keseluruhan.

Selanjutnya, tetapkan tujuan keuangan yang jelas, prioritaskan kebutuhan daripada keinginan, dan lakukan perencanaan seperti menabung, investasi, dan membangun dana darurat. Individu dapat melakukan alokasi keuangan dengan menggunakan metode budgeting 50/30/20 sebagai berikut: 50% untuk Kebutuhan (Needs): Biaya tempat tinggal (cicilan rumah, sewa, tagihan listrik, air, internet), Transportasi (BBM, transportasi umum), Makanan pokok dan kebutuhan sehari-hari, Asuransi dan pembayaran utang; 30% untuk Keinginan (Wants): Hiburan (langganan streaming, bioskop), Makan di luar, nongkrong, atau hobi, Belanja online atau pakaian baru, dan Liburan; serta 20% untuk Tabungan dan Investasi (Savings & Investments): Membangun dana darurat, Berinvestasi (reksa dana, saham, emas), Menabung untuk tujuan jangka panjang (dana pensiun, pendidikan), dan Melunasi utang, terutama yang berbunga tinggi. Perhatikan pilihan prioritas untuk kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Pastikan juga untuk membeli hal-hal yang memang dibutuhkan, bukan hanya keinginan semata. 

Apabila individu masih memiliki dana untuk menabung dan investasi, maka pilihlah instrumen investasi yang stabil tidak gampang terpengaruh oleh sentimen perlambatan ekonomi global. Investasi dikenal sebagai cara ampuh meningkatkan penghasilan, namun di sisi lain juga sangat berisiko mengalami kerugian. Individu harus memahami instrumen investasi apa yang ingin dikembangkan. Beberapa contoh instrumen investasi yang paling banyak diminati antara lain: deposito, emas, properti, saham, reksa dana, dan cryptocurrency. Pemilihan instrumen investasi harus disesuaikan dengan tujuan keuangan, jangka waktu investasi, dan profil risiko individu karena setiap instrumen memiliki karakteristik dan tingkat risiko yang berbeda. Pelajari jenis instrumen investasi dan Pilih instrumen investasi yang paling aman.

Upaya untuk menjaga kondisi keuangan yang stabil, sebaiknya individu tetap lakukan pengeluaran sewajarnya dengan menghindari perilaku konsumtif. Perilaku ini mengutamakan keinginan daripada kebutuhan, sehingga dapat menyebabkan boros, kesulitan menabung, dan tumpukan utang. Untuk saat ini, tidak disarankan untuk mengambil pinjaman berjangka panjang, karena suku bunga bank akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada saat resesi terjadi. Hindari juga penggunaan paylater. PayLater adalah layanan kredit digital berbasis teknologi yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi terlebih dahulu dan membayarnya kemudian dalam jangka waktu tertentu, baik secara penuh maupun dengan sistem cicilan (OJK, 2016). Kemudahan penggunaan paylater yang tidak diimbangi dengan kemampuan membayar individu akan menimbulkan potensi menumpuknya utang, denda keterlambatan, beban bunga, penurunan skor kredit, hingga risiko gagal bayar dan penagihan oleh debt collector.

Individu untuk tetap menjaga keseimbangan keuangan diharapkan dapat mencari alternatif untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Peluang baru tercipta di era digital dengan kemudahan akses internet, individu dapat mengembangkan hobi dan keterampilan yang menguntungkan untuk dijadikan sumber penghasilan pasif. Salah satu contohnya adalah pekerjaan dropshipper yang bertugas menjadi penghubung antara penjual dan pembeli barang. Pekerjaan ini dapat dimulai tanpa modal dan menentukan sendiri produk apa yang ingin di jual, cukup mengandalkan kemampuan menjual saja. Pilih metode yang sesuai dengan minat dan waktu luang, serta kelola dengan konsisten agar bisa berkembang dan mencapai hasil yang diinginkan.

Peningkatan soft skills individu juga berperan dalam mencapai keberhasilan pengelolaan keuangan. Soft skills memungkinkan individu untuk membangun perilaku yang lebih disiplin dan terencana dalam mengelola keuangan, sehingga meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi berbagai tantangan finansial. Individu dapat meningkatkan literasi keuangan melalui berbagai cara, seperti membaca buku tentang keuangan pribadi, mengikuti webinar atau seminar keuangan, dan memanfaatkan sumber daya online yang ada, seperti blog atau akun media sosial yang menyediakan informasi tentang pengelolaan uang dan investasi. Penting juga bagi individu cepat beradaptasi dengan inovasi dan perkembangan teknologi.

Alangkah lebih bijak jika individu mulai dari sekarang mempersiapkan pengelolaan keuangan yang cerdas sebelum timbulnya krisis ekonomi. Seperti kata pepatah “sedia payung sebelum hujan”, hendaklah bersiap-siap dan lakukan perencanaan untuk dapat mengantisipasi masalah, sebelum masalah itu terjadi. 

Ditulis Oleh :

Tags :