Pilih Kuliah di STIESIA karena Punya Galeri Investasi BEI, Kini Jadi Trader Aktif dengan Modal Rp 500 Juta

Sosok Amru Zulfiqar Waskita patut menjadi inspirasi. Mahasiswa STIESIA Surabaya ini menorehkan kisah inspiratif sebagai trader aktif di dunia pasar modal meski baru duduk di bangku kuliah semester 5. Tak heran julukan sebagai trader Gen Z pun disematkan kepadanya.

Bagi para mahasiswa dan sebagian besar khalayak umum, segala sesuatu hal terkait pasar modal bisa jadi sesuatu hal yang sangat asing di telinga.

Tetapi bagi Amru, dunia pasar modal menjadi salah satu bidang usaha yang sangat menarik, meski memiliki resiko tersendiri.       

Kini aktif sebagai ketua Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) STIESIA Surabaya, Amru mengaku sejak SMA sudah bermain saham. “Saat itu saya hanya investasi saja. Baru trading setelah kuliah,” cerita pemuda kelahiran Mojokerto ini.  

Ketertarikan di dunia pasar modal menjadi salah satu pertimbangannya masuk STIESIA. “Karena STIESIA punya GI BEI (Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia–.red) akhirnya saya masuk,” terang Amru.

Tak seperti mahasiswa umumnya, Amru begitu antusias tentang pasar modal. Jika sebagian besar mahasiswa enggan menjadi trader karena faktor resiko atau modal, namun berlaku sebaliknya bagi jejaka kelahiran 2004 ini. Dunia pasar saham baginya merupakan ladang cuan.

Diakui Amru, modalnya pribadi untuk trading nilainya bisa jadi sangat besar untuk ukuran pemula yakni Rp 500 juta. Darimana mendapat uang? “Modal saya peroleh dari menabung hasil kerja,” kata cerita lajang berusia 19 tahun ini.

Bisnis di pasar modal diakui Amru sangatlah beresiko. Termasuk kehilangan uang yang kita belikan untuk saham. Hal itu juga pernah dialami Amru. Ia pernah menanamkan uang hasil tabungannya senilai Rp 30 juta untuk membeli saham. Tapi bukannya untung tapi justru buntung. Ia kehilangan uang hingga hanya tersisa sekira Rp 5 juta.  

Dijuluki Trader Gen-Z

Mengenal dunia pasar modal sejak SMA membuat putra Bapak Joni Siswanto dan Ibu Nita Prambani ini paham konsep dasar dalam pasar modal. Sebagai contoh, Amru bisa dengan gamblang menjelaskan perbedaan antara trader, investor atau pialang. Bagi masyarakat umum, konsep semacam itu tentu saja seolah tidak ada bedanya.

Karena itulah Amru pun diberi julukan sebagai trader gen-z oleh Kepala GI BEI STIESIA Surabaya, Mohammad Jamil SE., MM.

Tak berlebihan jika Amru mendapat julukan tersebut. Kehadiran Amru membangkitkan kembali aktivitas KSPM STIESIA Surabaya yang sempat vakum.

Sejak April 2025, Amru resmi menjabat sebagai Ketua KSPM STIESIA. Sebelumnya, ia sudah menjabat sebagai wakil ketua dalam kepengurusan periode 2024/2025.

Diakui Amru, tidak banyak mahasiswa yang tertarik masuk KSPM.”Saat pertama gabung, jumlahnya anggotanya sedikit 13 orang,” ujar Amru.

Bersama rekan-rekannya di KSPM, ia merencanakan beberapa kegiatan seperti lomba lomba internal terkait pasar modal.

Sebagai civitas academica STIESIA, Amru dan rekan rekannya beberapa kali diundang untuk mengikuti lomba. Berdasarkan pengalamannya, tidak banyak perguruan tinggi khususnya di Jawa Timur yang ikut lomba terkait pasar modal.  “Pesaing tim mahasiswa STIESIA justru dari daerah Jawa Tengah,” ungkap Amru.

Menurut Amru, hadirnya Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Santoso, beberapa waktu lalu, menjadi salah satu bentuk pengakuan terhadap STIESIA Surabaya sebagai perguruan tinggi yang memiliki Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia.

Amru sendiri mengaku sudah punya rencana ke depan akan membuat perusahaan di bidang yang digelutinya saat ini.                             

Kedua orangtua juga memberikan dukungan kepada Amru. Ia masih ingat nasehat orangtuanya. “Ayah saya pernah bilang Go Big, or Go Home (Besarlah atau Pulang),” ujar Amru.

Pesan Amru, jika terjun di pasar modal, janganlah mudah menyerah, kontrol ego, dan teruslah belajar. “Bisnis apapun, apalagi di pasar modal tidak boleh mudah menyerah,” kata anak semata wayang ini. “Belajar nggak perlu banyak, cukup 1 persen lebih baik dari kemarin,” tutup Amru.

Penulis : Fathurrochman Al Aziz

Foto      : Humas

Diposting Oleh :

Tags :