Mahasiswa STIESIA Surabaya lagi lagi mengukir prestasi di kancah kompetisi nasional antar perguruan tinggi. Tim mahasiswa STIESIA sukses meraih pendanaan dari Kemendikbud Ristek Dikti dan lolos ke ajang kompetisi nasional Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo Ke-XIV 2023 yang dilaksanakan 15-17 November 2023 lalu di Bali berkat karya mereka: sabun ampas wortel.
Salah satu kelompok usaha mahasiswa STIESIA peraih pendanaan P2MW (Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbud Ristek yang sukses menembus persaingan tingkat nasional adalah mereka yang menciptakan inovasi sabun berbahan limbah ampas wortel yang ramah lingkungan dan ekonomis. Produk tersebut diberi nama Jean de Soap atau disingkat JenSo.
Kelompok usaha ini diketuai Jessica Putri Anugrah dan Anisya Weddyanti Putri, Annes Angki Wijayanti, dan Dinda Putri Safa ketiganya sebagai anggota.
Berdasarkan surat edaran Nomor 7074/E2/KM.01.01/2023 perihal KMI Expo XIV 2023, tim mahasiswa STIESIA dinyatakan menjadi salah satu dari 493 tim perguruan tinggi dari seluruh Indonesia yang lolos seleksi KMI Expo XIV 2023 telah digelar di Universitas Pendidikan Ganesha, Bali, 15-17 November 2023 akhir pekan lalu. Bagi tim perguruan tinggi yang lolos, produk tim mahasiswa akan dipajang sebagai produk utama untuk memperebutkan penghargaan bergengsi KMI Award.
Jessica Putri Anugrah, ketua tim, mengaku tidak pernah menyangka sabun terbuat dari ampas wortel ini lolos mendapatkan pendanaan. Ia malah tidak pernah membayangkan bakal mewakili STIESIA untuk mengikuti ajang nasional bergengsi antar mahasiswa.
Bagaimana kisah awal Jessica bersama rekan rekannya memiliki ide untuk membuat produk ini? Ide awal membuat sabun ini ketika jus wortel yang dibuatkan oleh orangtuanya menghasilkan ampas parutan buah wortel.
“Waktu itu hanya terpikir bagaimana ampas ini supaya tidak langsung dibuang, itu saja,” kata mahasiswa semester 7 ini.
Pada saat itulah, Jessica pun mulai memikirkan bagaimana cara memanfaatkan ampas wortel supaya dapat lebih bermanfaat. Ia pun berusaha mencari cari khasiat wortel dan faedahnya bagi tubuh manusia. Termasuk berbagai macam bentuk olahan yang menggunakan ampas wortel.
Pilihan Jessica pun jatuh kepada sabun. Dia mengaku pilihannya jatuh kepada sabun karena bahan baku yang mudah diperoleh. Selain itu, kata Jessica, manfaat wortel bagi kesehatan. Mulai dari mencegah penuaan dini, hingga mengangkat sel sel kulit mati.
Namun bukan berarti proses pembuatan hingga menjadi sabun berjalan mulus. Ternyata proses untuk menjadi sebuah produk sabun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Beberapa kali Jessica melakukan uji coba.
Berkali kali pula formula yang dibuatnya tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Namun hal itu tak membuat mahasiswa prodi manajemen STIESIA ini patah arang. Dan hasilnya, Jessica dan timnya pun menghasilkan beberapa varian sabun berbahan ampas wortel. Produk itu pun diberi nama seperti Carot X Lemon, Carot X Honey dan Carot X Tumeric.
Jessica mengaku di samping proses produksi, proses penjualan mulai dari pembuatan kemasan merupakan tantangan tersendiri. “Untuk kemasan teman teman yang membuatkan,” kata Jessica.
Untuk pemasaran, Jessica dan rekan rekannya juga masih mengandalkan sebagian besar kepada rekan mahasiswa sesama mereka. Di samping pemasaran dari mulut ke mulut, marketing lewat media sosial tetap menjadi salah satu pilihan. Jessica sendiri mengaku saat ini tengah mengurus beberapa persyaratan izin untuk produk JenSo. Seperti izin dari BPOM, izin usaha dan beberapa izin lainnya. “Kami berharap usaha ini tetap terus meski kami tidak lagi berkuliah di sini,” kata Jessica.
Sementara itu, Sulistyo Budi Utomo, B.B.A.,M.A.,Ec.,Ph.D., dosen pembimbing Jessica dan timnya, menyarankan agar tidak hanya berhenti sampai produk sabun saja. “Saya berharap tidak berhenti dalam bentuk produk sabun, inovasi produk harus dilakukan untuk menjawab permintan konsumen agar produk bisa variatif. Jadi tidak hanya sebagai sabun tapi bisa berbagai macam olahan makanan misal roti, mungkin,” ujar pria yang juga dosen STIESIA Surabaya ini.
Penulis : Fathurrochman Al Aziz
Foto : Humas, Dokumen Pribadi